
Bukankah cinta itu membawa sebongkah kebahagiaan? Cinta
yang sesungguhnya tidak akan pernah membuat hati seseorang merasa tersakiti,
meskipun kadang kala membawa debu-debu
penyebab hati lara. Namun ketika cinta datang bersamaan dengan rasa sakit,
seolah-olah rasa sakit itu kan larut oleh kebahagiaan yang ia persembahkan.
Sehingga hati kita tidak akan merasakan rasa sakit itu. Hati sudah terbuai oleh
cinta.
Namun sangat tidak baik jika rasa cinta tersebut berjalan
diiringi dengan nafsu yang menggebu-gebu. Jika hal ini terjadi maka hati kita
akan di kendalikan oleh hawa nafsu yang akan membawa kita ke dalam jurang
kenistaan. Seharusnya cintalah yang mengendalikan hati, bukan nafsu
yangmengndalikan hati.
Bukankah cinta itu adalah sebuah perasaan ikhlas? Ketika
cinta bersandingan dengan keikhlasan kolbu tentu hidup seseorang akan menjadi
lebih bermakna. Kita akan mendapatkan kebahagiaan yang semestinya, bukanlah
kebahagiaan yang semu, kebahagiaan yang pada akhirnya akan membawa kita pada
suatu titik penyesalan atas apa yang pernah kita lakukan diwaktu silam.
Memang bukan hal yang mudah untuk mengawinkan cinta
dengan ikhlas, namun apakah itu hal yang mustahil? Tentu tidak. Bukankah di
dunia ini tidak ada hal yang mustahil? Jika Tuhan sudah berperan, apa yang
tidak mungkin? Masih adakah?
Pertanyaannya adalah bagaimana cara mendapatkan cinta
yang ikhlas atau cara mengganti balutan nafsu pada cinta menjadi cinta yang
berbalut keikhlasan? Jawabannya adalah maukah anda untuk membuka dan menutup diri ketika ikhlas dan
nafsu itu datang silih berganti.
0 komentar:
Posting Komentar