Si Bebek
Seperti apa yang saya lakukan hari
ini, tepatnya pagi ini. Selasa, 2 juni 2012. Lebih tepat lagi jam 6 pagi. Saat-saat
dimana berbagai macam aktivitas akan dimulai. Saya masih belum tahu mau menulis
tentang apa. Ya beginilah. Calon penulis yang masih amatir. Terlalu sukar untuk
memunculkan ide, merangkai kalimat dan menuangkannay ke dalam bentuk tulisan
berlarik-larik.
Baru hari ini saya bisa menulis lagi.
Kemarin-kemarin masih ada acara yang belum kelar. Jadi belum sempat buat
menulis. Ditambah netbook yang sering saya gunakan buat menulis dibawa teman.
Saya minta buat install program. Makanya sekarang saya ingin mengulangi
kebiasaan menulis yang sering saya lakukan beberapa hari yang lalu dan beberapa
tahun yang lalu. Sekarang saatnya kembali mengukirkan rangkaian huruf menjadi
karya tulisan yang bermakna.
Pagi yang cerah sepertinya. Terbukti
dari langit biru pucat berhiaskan awan putih yang sedap dipandang mata. Ada
pemandangan yang elok. Barisan bebek berjalan dengan serempak layaknya pasukan
pengibar bendera saat upacara tujuh belasan. Mereka berjalan bersama.
Menciptakan sebuah irama langkah kaki yang senada antar mereka. Sungguh hal
yang unik.
Laki-laki tua dengan topi bambu
berjalan dibelakang rombongan bebek sambil membawa kayu kecil dan panjang
sebagai senjatnya. Kalau-kalau rombongan bebek itu berjalan dijalur yang salah.
Lalu sang penggembala akan memukulkan kayu itu ke tanah. Sehingga bebek-bebek
itu akan berjalan sesuai keinginan sang penggembala.
Indah sekali jika orang-orang
berkenan untuk meng-copy paste perilaku si bebek yang berkenan berjalan dengan
rapi. Antri satu sama lain. tidak ada yang beritikad untuk menyerobot
mendahului bebek yang lain. mereka tetap sabar berada di posisi masing-masing.
Berbanding terbalik dengan manusia. Memang,banyak orang yang baik. Tapi tidak
sedikit orang yang tidak sungkan mengganjal orang lain demi merebut sebuah
posisi. sekalipun dengan cara yang picik.
Seharusnya kita malu dengan si bebek.
Mereka bisa antri. Kenapa kita tidak? Bukankah bebek memiliki banyak berbagai
macam kekurangan dibanding manusia? Bukankah manusia dibekali dengan akal yang
bisa merasionalisasikan segala macam hal rumit sehingga bisa diterima oleh akal
sehat? Lantas kenapa kita tidak bisa menjadikan hal sederhana sebagai panutan
akal agar menjadi orang yang lebij baik?
Negara ini butuh sosok-sosok pemuda
yang mau meneladani sifat baik bebek. Bukan berarti menurunkan kasta manusia
menjadi lebih rendah dibanding bebek. Namun akan sangat bijak jika kita mau
menjaring hal positif yang dipamerkan si bebek kepada kita semua.
0 komentar:
Posting Komentar