Selasa, 02 Juli 2013

Si Bebek



Si Bebek
Kata orang pagi hari adalah saat yang tepat buat memunculkan ribuan bahkan jutaan ide dalam otak. Karena pada saat pagi harilah kondisi otak masih segar bugar. Masih murni. Istilahnya belum terjamah oleh polusi-polusi. Asupan oksigen masih banyak. Makanya gak salah
jika menulis dipagi hari adalah hal yang sangata tepat sebagai sarana menuangkan ide lewat lantunan kalimat dalam ejaan yang elok.
Seperti apa yang saya lakukan hari ini, tepatnya pagi ini. Selasa, 2 juni 2012. Lebih tepat lagi jam 6 pagi. Saat-saat dimana berbagai macam aktivitas akan dimulai. Saya masih belum tahu mau menulis tentang apa. Ya beginilah. Calon penulis yang masih amatir. Terlalu sukar untuk memunculkan ide, merangkai kalimat dan menuangkannay ke dalam bentuk tulisan berlarik-larik.
Baru hari ini saya bisa menulis lagi. Kemarin-kemarin masih ada acara yang belum kelar. Jadi belum sempat buat menulis. Ditambah netbook yang sering saya gunakan buat menulis dibawa teman. Saya minta buat install program. Makanya sekarang saya ingin mengulangi kebiasaan menulis yang sering saya lakukan beberapa hari yang lalu dan beberapa tahun yang lalu. Sekarang saatnya kembali mengukirkan rangkaian huruf menjadi karya tulisan yang bermakna.
Pagi yang cerah sepertinya. Terbukti dari langit biru pucat berhiaskan awan putih yang sedap dipandang mata. Ada pemandangan yang elok. Barisan bebek berjalan dengan serempak layaknya pasukan pengibar bendera saat upacara tujuh belasan. Mereka berjalan bersama. Menciptakan sebuah irama langkah kaki yang senada antar mereka. Sungguh hal yang unik.
Laki-laki tua dengan topi bambu berjalan dibelakang rombongan bebek sambil membawa kayu kecil dan panjang sebagai senjatnya. Kalau-kalau rombongan bebek itu berjalan dijalur yang salah. Lalu sang penggembala akan memukulkan kayu itu ke tanah. Sehingga bebek-bebek itu akan berjalan sesuai keinginan sang penggembala.
Indah sekali jika orang-orang berkenan untuk meng-copy paste perilaku si bebek yang berkenan berjalan dengan rapi. Antri satu sama lain. tidak ada yang beritikad untuk menyerobot mendahului bebek yang lain. mereka tetap sabar berada di posisi masing-masing. Berbanding terbalik dengan manusia. Memang,banyak orang yang baik. Tapi tidak sedikit orang yang tidak sungkan mengganjal orang lain demi merebut sebuah posisi. sekalipun dengan cara yang picik.
Seharusnya kita malu dengan si bebek. Mereka bisa antri. Kenapa kita tidak? Bukankah bebek memiliki banyak berbagai macam kekurangan dibanding manusia? Bukankah manusia dibekali dengan akal yang bisa merasionalisasikan segala macam hal rumit sehingga bisa diterima oleh akal sehat? Lantas kenapa kita tidak bisa menjadikan hal sederhana sebagai panutan akal agar menjadi orang yang lebij baik?
Negara ini butuh sosok-sosok pemuda yang mau meneladani sifat baik bebek. Bukan berarti menurunkan kasta manusia menjadi lebih rendah dibanding bebek. Namun akan sangat bijak jika kita mau menjaring hal positif yang dipamerkan si bebek kepada kita semua.

0 komentar:

Posting Komentar

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda

Entri Populer

Diberdayakan oleh Blogger.
 

Followers

 

Blogger news

Templates by Nano Yulianto | CSS3 by David Walsh | Powered by {N}Code & Blogger