Selasa, 30 Juli 2013
Suasana yang cukup indah untuk
membersamai kami untuk menunggu massa berbuka puasa. Hanya tinggal menunggu
beberapa menit bagi kami untuk sampai pada pelabuhan kemenangan setelah kami
berjuang satu hari penuh melawan gejolak hawa nafsu, lapar dan dahaga yang selalu
menggelora dalam diri kami. Perlu digaris bawahi dan dicetak miring bahwa kalau
hanya menahan lapar dan dahaga bukanlah hal yang sulit. Namun jika dihadapkan
dengan hawa nafsu dan perasaan hati yang negative sunnguh keduanya adalah hal
yang sangat sulit. Menjaga agar hati dan pikiran dalam kondisi yang suci
bukanlah hal yang mudah.
Waran merah kekuningan nan merona
nampak mekar ditepi barat. Ufuk barat, bagian sudut bumi yang dipilih matahari
untuk menyandarkan diri setelah satu hari menaungi manusia dengan sinarnya. Namun
sekarang tugasnya akan segera rampung untuk hari ini. Ya benar. Hanya untuk
hari ini. Esok hari manusia dan makhluk bumi lainnya sudah menunggu sumbangsih
sang mentari untuk menyelaraskan hidup umat makhluk di bumi.
Beberapa insan manusia nampak
melebarkan senyum mereka ketika mendengarkan mantra dialog orang yang mereka
sayangi. Lihat saja sahabatku disampingku. Terdengar jelas intisari
pembicaraannya dengan pujaan hati diseberang sana. Dinegeri antah berantah
mungkin. aku mendengar jelas kosa kata “adik” terlontarkan dari mulut sahabaku
ini. Aku mungkin cukup iri ketika dia saling bersahut dengan sang kekasih. Namun
ada satu pihak yang seharusnya mendapatkan banyak ucapan terimakasih dari
orang-orang. Telepon seluler yang senantiasa membantu mereka untuk saling
mengutarakan kalimat sayang kepada manusia special si seberang sana. Benda kecil
itu memang sungguh bermanfaat.
Hari semakin gelap. Intensitas cahaya
semakin berkurang seiring berjalannya detik dan menit. Menunjukkan bahwa waktu
berbuka semakin dekat. Sedekat urat nadi yang menempel di leher setiap manusia.
Dan benar saja. suara muadzin yang elok meraba indera dengarku, juga telinga
orang-orang disekitar. Sontak mulut ini beruap: Allohumma lakasumtu wabika
amantu wa’ala riskika aftortu, birrohmatika ya arhamarrohimin.
0 komentar:
Posting Komentar