Sekarang hari
kamis. Tanggal 19 Juni 2013. Aku harus berangkat ke kampus buat ikut responsi
mata kuliah Analisis rangkaian listrik atau disingkat ARL. Kegiatannya Cuma
satu sob. Praktikum tentang listrik. Ya dari rangkaian listrik yang sederhana
kayak rangkaian seri parallel sampai penggunaan CRO. Ini nih praktikum yang
paling absurd. Gak tahu tuh inti dari praktikum ini itu apa.
Jeng jeng.
Jadwal responsi jam 09.00. Sesuai SMS pak Budi (dosen Analisis rangkaian
listrik). Biar gak telat aku berangkat jam
08.00. Secara kalkulasi dibutuhkan kurang lebih 40 menit buat sampai di kampus.
Maklum jarak kos-kosan lumayan jauh dengan kampus sob. Bis umum selalu setia
menagantarku ke kampus dengan merogoh kocek 2.500 rupiah. Gak tahu dah kalau
besok. Dengar-dengar BBM mau naik. Otomatis ongkos bis turut naik. Oh my god. Harus
merogoh kocek lebih dalam.
Aku baru kalau
jam 8 adalah saat yang tepat buat para kendaraan bertumpah ruah disepanjang
jalan kota jogja. Sumprit. Jalan macet. Jogja sekarang macet. Kayak Jakarta.
Ampun. Jangan sampai macet menghambatlaju bis yang aku tumpangi. Ternyata
salah. Bisnya merayap. Lebih pelan dari jalanya siput. Huft.
Jam
hp menunjukkan masih ada 10 menit menuju jam 9. Hati mulai was-was. Takut kalau
telat.
Tuh kan sampai
digerbang kampus sudah jam 9 lebih 10 menit. Semua ini gara-gar macet. Ternyata
tolerir waktu selama 20 menit masih belum cukup buat menghindar dari telat. Kaki
kiri menyentuh tanah saat turun dari bis. Secepat kilat aku langsung mengambil
langkah seribu. Wess. Dengan bentuk tubuh yang ramping mendukungku buat berlari
cepat.
Sampai di depan kelas .Nafas tersengal-sengal.
Saking paniknya dan capek minta ampun. Aku butuh oksigen lebih. Kalau sobat
pernhal lihat ikan yang kesasar di darat dan merasa menderita gara-gara gak
kekurangan air, nah itulah keadanku saat it.
Dig dug. Dig
dug. Mati aku. Aku telat. Aku buka pintu dengan penuh kekhawatiran. Ngik. Suara
jendela pintu terbuka.huh. Aman. Ternyata dosennya belum datang.
Selamat-selamat. Padahal sudah jam setengah sepuluh. Responsi pun belum
dimulai.
Awalnya senang
gara-gara gak telat. Tapi. Pak budi gak kunjung datang. Padahal aku sudah
menunggu satu jam. Yah menunggu adalah hal yang membodankan. Menunggu adalah
satu-satunya hal yang paling absurd di dunia ini. Gak jelas antara jadi dan gak
jadi.
Satu menit kemudian.
Jeng-jeng.
Akhirnya pak budi datang. Tanpa banyak cingcong responsi langsung dimulai.
Absen 1 sampai 4 masuk ruangan. Seterusnya dan aku absen 34. Lengkaplah sudah
hal absurd yang aku lakukan. Aku harus menunggu dan menunggu. Aku dapat giliran
yang terakhir.
Udah. Aku ga
mau cerita pas response sama pak budi. Geje dan absurd abis. Dalam batin aku
berkata. Responsi macam apa ini. Gek jelas semua.
Saatnya pulang.
Naik bis lagi.
Aku nunggu di pinggir jalan. Nah lhoh. Nunggu lagi. Kayaknya hidupku penuh
dengan kata menunggu. Lama. Bis gak datang. Dan belum datang. Gak tahu kapan
datang.
Tipa-tiba aku
melihat hal konyol. Ada cewek lari di kejar cowok. Batinku. Ngapain tu orang
siang panas kayak gini malah main lari-larian. Kayak anak kecil. Tapi ada yang
aneh. Ceweknya nangis. Srett. Aku tahu. Berdasarkan analisis pribadiku pasti
mereka pasangan pacar dan lagi berantem. Aha. Pasti si cewek marah sama cowok
lantaran cowoknya habis selingkuh. Atau gara-gara cowoknya gak segera nglamar
si cewek. Atau lagi si cowoknya guy. Atau dan atau lainnya.
Si cewek lari.
Si cowok mengejar. Ya kayak kucing ngejar kucing gitu. Lari sana. Lari sini.
Lama merka kejar-kejaran. Akhirnya si cowoknyerah. Dia gak ngejar lagi. Emang
kecapekan atau member kebebasan buat cewek. Kalau dipikir-pikir mereka kayak di
FTV. Hidup penuh drama.
Aku dape bis.
Udah lupakan hal tadi. Saatnya pulang. Naik bis.
Ada ibu-ibu
bertengkar sama anak muda, laki-laki. Kalau aku gak salah denger mereka
bertengkar gara-gara kecelakaan kecil. Ih si ibu gak mau ngalah. Si anak muda
juga. Padahal mobil keduanya gak rusak kok. Tapi gak tahu kenapa mereka bisa
sewot kayak gitu. Emang dasar orang kaya. Karena hal sepele bisa saling hujat
dan marahan.
Udahlah. Dari
pada bingung lihat hal absurd lainnya. Mending aku tidur. Dan tidur di bis.
0 komentar:
Posting Komentar