Sabtu, 08 Juni 2013

Menulis



Aku ingin suka dan bisa menulis. Aku mulai hari ini dan harapannya akan bisa berlanjut ke hari-hari berikutnya. Sebuah kepuasan tersendiri ketika aku bisa menciptakan rangkaian huruf yang pda akhirnya membentuk sebuah naskah cerita atau apapun. Kata orang butuh kebiasaan menulis untuk mendapatkan inspirasi ketika kita menulis.
Oleh karena itu aku ingin membiasakan diri menggoyangkan tanganku di atas keyboard laptop sehingga akan tercipta sebuah cerita sederhana meskipun dengan kadar kebagusan yang tak seberapa. Mungkin ini baru awalnya saja. Toh jika aku terus menulis dan menulis kemungkinan besar sejuta ide akan muncul di otak dan akhirnya tersalurkan oleh tangan menuju tombol-tombol laptop dan terpampang di layar monitor.
Tidak mudah memang untuk menulis yang baik dan menarik namun bukan tidak mungkin untuk melakukan hal ini. Namun sebanding dengan berjalannya waktu pasti akan menjadi hal yang tidak sulit bagiku jika ingin mengorek ribuan kalimat dari memori penyimpananku yaitu otak dan menghasilkan karya hasil tulisanku sendiri. Ini semua hanya persoalan waktu. Juga tidak bisa diabaikan ketekunan dan kesabaran untuk mempertahankan kebiasaan menulis seperti ini setiap hari di tengah-tengah kesibukan yang berbagai macam. Maklum aku sedang menyandang gelar paling luar biasa saat ini yaitu mahasiswa. Ya menurutku itu luar biasa meskipun tidak sedikit yang mengatakan itu hal yang sangat, sangat dan sangat super biasa sekali.
Kelak aku ingin memiliki sebuh novel. Novel yang aku tulis sendiri menggunkan jari-jemariku. Novel yang terinspirasi oleh pengalaman dan daya imajinasiku sendiri, atau mungkin sumbangsih dari pengalaman teman-temanku. Tentu saja itu buka hal yang mudah bahkan terlalu sulit untuk dilakukan, bahkan juga hampir mendekati level mustahil. Namun kepercayaan akan aku bisa membuat novel cukup untuk mengimbangi rasa pesimis akibat dari tingkat kesulitan itu. Bukankah tuhan akan selalu membantu kaumnya jika kaum tersebut mau dan berkehendak untuk mencapai cita-citanya. Jadi tidak ada alasan bagiku untuk mengatakan bahwa semua ini adalah hal yang mustahil untuk dilakukan. Yang penting aku melakukan, melakukan dan terus melakukan. Karena sebuah proses itu satu tingkat lebih tinggi disbanding dengan hasil dari proses. Dari proses itulah kita belajar akan menjadi manusia dewasa sebenarnya. Karena apa? Proses yang begitu panjang belum tentu akan menghasilkan sesuatu yang sepadan dengan proses tersebut. Namun yang perlu digaris bawahi adalah cara kita untuk menerima hasil tersebut dan bagaimana cara kia menjalani proses yang ada.
Kalau boleh jujur aku bukan termasuk orang yang mudah mencurahkan ide dan gagasan yang ada di otak ke dalam sebuah tulisan. Pernah suatu ketika aku menulis dan jadi beberapa lembar. Memang harus aku akui sangat sulit memang untuk melakukan aktivitas yang namanya menuangkan ide kedalam rangkaian tulisan. Setelah tulisan itu aku merasa sangat bangga karena sudah menciptakan sebuah karya meskipun sederhana. Aku baca ulang naskah tersebut dan kamu tahu bagaimana jadinya? Sangat dekat dengan istilah kocar-kacir. Susunan kalimat dan diksinya carut marut entah dimana keterkaitan antar kalimat. Aku sebagai pihak yang sangat berpengaruh atas tulisan itu karena aku yang menulis bahkan tidak terlalu mengerti maksud dari tulisanku sendiri. Ternyata hasil tulisan yang aku buat tidak sesuatu dengan gagasan yang ada dalam otak. Terlalu banyak ide yang tumpah kemana-mana ketika aku menuangkan ke dalam tulisan. Memang, aku tidak bakat menjadi seorang penulis.
Namun aku tidak ingin menyerah begitu saja. Sudah sering aku menyerah atas hal yang seharusnya aku perjungkan hingga tetes darah penghabisan. Hingga akhirnya aku menyesla dengan tindakan bodoh itu. Sekarang aku ingin memperjuangkan opsesiku untuk menulis. Cita-citaku tidak muluk-muluk, aku tidak harus menjadi seorang penulis besar, namun jika memang suatu saat aku menjad seorang penulis terkenal sudah pasti aku tidak akan pernah menolak. Setidaknya aku menjadi seseorang yang bisa menciptakan sebuah karya dari hasil menulisku. Untuk sekarang aku hanya bisa mengandai-andai jika suatu saat aku duduk di depan orang banyak dan menceritakan isi buku yang sudah aku buat. Kemudian para pembaca datang berduyun-duyun kepadaku untuk meminta tanda tangan. Waw. Keren sekali.
Aku ingin membiasakan diri untuk menulis dan setiap hari aku harap bisa menulis minimal satu halaman. Mari kita berhitung matematika. Jika satu hari aku menulis satu halaman maka satu minggu aku  sudah menulis tujuh halaman. Itu jika satu minggu. Nah, kalau satu bulan aku sudah menulis setidaknya tiga puluh halaman. Kemudian jika aku menulis satu tahun maka sebanyak 355 halaman sudah terproduksi oleh kesepuluh jari-jemariku. Aku pikir jumlah 355 halaman bukanlah jumlah yang sedikit. Dan aku pikir juga 355 halaman merupakan jumlah yang cukup untuk dikatakan sebagai sebuah buku. Sehingga setidaknya selama satu tahun aku sudah mampu membuat satu buku. Sungguh bangga bukan. Lebih-lebih kalau ada penerbit yang mau menerbitkan naskahku. Keren bukan main. Kemudian di sampul tertulis nama Arif Sudrajat. Sangat, sangat dan sangat bangga sekali.
Aku punya teman. Dia bilang untuk apa aku menulis. Seperti kurang kerjaan katanya. Sepintas memang pernyataan itu tidak salah.  Namun jika ditelaah lebih lanjut pernyataan itu juga tidak bisa dibenarkan. Menurutku semua yang kita lakukan tidak ada yang sia-sia. Aku percaya itu. Ya semoga saja imajinasi tersebut kelak bisa menjadi sebuah kenyataan.

0 komentar:

Posting Komentar

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda

Entri Populer

Diberdayakan oleh Blogger.
 

Followers

 

Blogger news

Templates by Nano Yulianto | CSS3 by David Walsh | Powered by {N}Code & Blogger